Sering kali daging
domba dikaitkan sebagai penyebab kolesterol dan penyebab hipertensi. Dalam
kaitannya dengan pola konsumsi daging domba khususnya di Indonesia, harus
dihilangkan stigma bahwa daging domba mengandung kolesterol tinggi dan penyebab
hipertensi. Oleh karena itu, kebiasaan mengonsumsi daging domba justru harus
dilakukan sejak usia dini.
Menurut Dr. Ir.
Denie Heriyadi MS, dosen Fakultas Peternakan Unpad, ”Dari hasil penelitian di
beberapa negara di dunia menyatakan bahwa, daging domba merupakan salah satu
jenis daging merah yang sarat akan nutrisi dan aman untuk dikonsumsi. Apalagi
daging domba muda atau lebih sering disebut juga dengan lamb yang berasal dari
anak domba berusia kurang dari 1 tahun
ini, kaya akan protein, zat besi, Omega 3 dan Omega 6, yang baik untuk
kesehatan jantung dan mengoptimalkan perkembangan fungsi otak.”
Padahal daging
domba aman untuk dikonsumsi dan telah dianjurkan di beberapa negara maju. Di
Kanada misalnya, Canada’s Food Guide to Healthy Eating merekomendasikan
konsumsi lamb 2 hingga 3 kali di setiap menu penyajian daging, dan pemerintah
Inggris menganjurkan untuk memberikan lamb pada menu balita di negaranya.
Tapi sayangnya konsumsi
daging domba di Indonesia masih sangat rendah, hanya 0,24 gram perkapita
perhari. Rendahnya tingkat konsumsi dikarenakan stigma yang ada di masyarakat
Indonesia bahwa mengonsumsi daging domba terkait dengan sejumlah penyakit. Padahal
sebetulnya baik tidaknya makanan itu
tergantung juga dari bagaimana cara kita memasaknya.
“Sebenarnya yang
bahaya itu pola masak yang ada di masyarakat kita, biasanya masak daging itu
sekaligus banyak. Jadi apabila dikonsumsi tidak habis, masakan itu dipanaskan,
tidak habis lagi dipanaskan lagi. Lama kelamaan menyebabkan lemak yang tadinya
tidak jenuh menjadi jenuh. Belum lagi apabila daging dibakar menjadi sate, di
masyarakat kita cenderung menyukai sate itu yang gosong, sehinga menyebabkan
radikal bebas. Hal inilah yang menyebabkan menjadi penyakit,” jelas Denie.
Justru hal-hal
baik dari domba tidak diketahui oleh masyarakat. Oleh karena itu, pola pikir
bahwa daging merupakan sumber penyakit, harus diluruskan mengingat manfaat
daging merah yang baik untuk kesehatan, kecuali jika dikonsumsi secara
berlebihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar